Lima:Kemarahan Terbesar di Sepakbola: Dari Ledakan Drogba hingga Protes Tevez# mendunia#






1. Tevez menolak melakukan pemanasan    
Ia mengatakan kepada Mancini bahwa ia tidak akan melakukan pemanasan selama pertandingan Liga Champions antara City dengan Bayern Munich
Carlos Tevez tidak pernah jauh dari masalah semasa berkarier di Premer Liga; bahkan transfer yang membawanya ke Inggris juga dipenuhi kontroversi.
Meskipun bermain selama tujuh tahun di klub London dan Manchester, striker Argentina itu selalu memiliki kendala karena bahasa. Namun, dia tidak punya masalah berkomunikasi dengan manajer , Roberto Mancini, di Allianz Arena pada 2011, saat ia mengatakan kepada pelatih asal Italia itu bahwa ia tidak akan melakukan pemanasan selama pertandingan Liga Champions

2. Kemarahan William Gallas
Gallas melancarkan aksi protes dengan duduk di tegah lapangan di akhir laga ketika rekan-rekannya sudah menuju lorong pemain untuk ke ruang ganti
William Gallas bukanlah sosok yang asing dengan kontroversi ketika sesuatu tidak berjalan sesuai harapannya, namun kemarahannya pada 2008 memang cukup berlebihan.
Gol penalti di akhir laga dari James McFadden membuat Birmingham berhasil meraih satu poin kontrayang peluang The Gunners untuk menjuarai gelar liga terancam setelah kegagalan meraih kemenangan di laga itu.  Gallas kemudian melancarkan aksi protes dengan duduk di tegah lapangan di akhir laga ketika rekan-rekannya sudah menuju lorong pemain untuk ke ruang ganti.
Fakta bahwa rekan setimnya, Eduardo Da Silva, mengalami cedera mengerikan di laga itu membuatnya semakin emosional, namun sang bek akhirnya mengakui bahwa reaksinya atas penalti yang diberikan kepada lawan adalah sebuah kesalahan.



3. Protes Sang Sheikh
Sheikh Fahid Al-Ahmad-Al Sabah turun ke lapangan untuk memprotes wasit
Pemilik Manchester City bukan satu-satunya Sheikh yang memiliki pengaruh dalam dunia sepakbola. Saat Prancis dihadiahi penalti dalam laga Piala Dunia 1982 mereka menghadapi Kuwait, presiden dari Federasi Sepakbola Kuwait, Sheikh Fahid Al-Ahmad-Al Sabah, turun ke lapangan untuk memprotes wasit.



4. Kontroversi transfer Saido Berahino
Ketua Klub The Baggies, Jeremy Peace, menjadi sasaran amuk Berahino di Twitter
Ini bukan kisah transfer yang paling mendebarkan, namun permintaan Saido Berahino untuk dilepas ke klub lain  diwarnai liku-liku dan akhir yang tak terduga pada musim panas 2015.
Bisa dikatakan sang striker sangat kecewa dengan kegagalannya untuk pindah di hari tenggat transfer dan Ketua Klub The Baggies, Jeremy Peace, menjadi sasaran amuk si pemain muda di Twitter. Tapi, janjinya untuk tidak bermain untuk West Brom selama Peace menjabat Ketua Klub tidak terwujud.





5. Pemberontakan Pierre van Hooijdonk
Keputusan Forest untuk menjual mantan pemain Arsenal itu ke Trabzonspor pada tahun 1998 tidak pernah bisa diterima oleh Van Hooijdonk
Andy Cole dan Dwight Yorke, Thierry Henry dan Dennis Bergkamp, dan Alan Shearer dan Chris Sutton hanyalah sekian dari duet striker di Premier League, dengan masing-masing pemain tersebut saling mengandalkan rekan duetnya untuk bersinar di atas lapangan.
Eks striker Nottingham Forest, Pierre van Hooijdonk, juga sangat mengandalkan Kevin Campbell, jadi keputusan timnya untuk menjual mantan pemain Arsenal itu ke Trabzonspor pada tahun 1998 tidak pernah bisa diterima oleh pemain Belanda itu. Sebelumnya ia menyatakan bahwa pihak klub berjanji akan memperkuat tim di musim panas tersebut.

Komentar