Para Wanita Bertato ‘Tatto is not Crime’






Sejumlah wanita bertato dikerumuni puluhan fotografer di Manshed Café, Jalan Tirta Nadi, Sanur, Denpasar, Bali, Minggu (8/1/2017).
Model dengan tubuh dirajah tersebut berpose dengan latar motor costum dan suasana café bertema garasi.
Ada empat model dengan lihai melenggak-lenggok memuaskan keinginan fotografer untuk mendapatkan bidikan dan angle terbaiknya.
Acara yang bertema Tattoo is Not Crime ini digelar oleh Dejavu Bali dengan mengajak berbagai komunitas di antaranya tatto artis talent model, komunitas Harley Davidson, band, dan juga fotografer.
“Acara ini digelar untuk member sebagai penghargaan kepada wanita bertato karena ini acara yang bertema Tatto is Not Crime. Acara ini untuk menyampaikan pesan bahwa tato bukanlah sebuah kejahatan atau dianggap negatif. Ini merupakan sebuah karya seni,” kata Putu Budi sebagai ketua panitiRizka Oktaviani (20), model asal Bali, sangat antusias mengikuti acara ini. “Acaranya seru.
Kebetulan tema yang diambil juga keren.
Meski diserbu oleh puluhan fotografer saya sudah terbiasa," katanya.
Wanita kurus ini pun dengan bangga memamerkan tato di sekujur tubuh mulusnya.
Ia sama sekali tak merasa risih, justru senang dengan rajahan di tubuhnya.a sekaligus owner Dejavu Bali."Menurut saya tanggapan bahwa gadis bertato itu selalu negatif, itu salah. Ini merupakan karya seni dan saya nyaman dengan tato di badan saya," kata Rizka, yang mengaku memulai menato tubuhnya sejak 2015.
Rizka yang juga menekuni pekerjaan sebagai dancer ini sangat lihai dalam berpose di atas motor.
Gambar tato yang dimilikinya menyatu dengan motor costum yang menjadi aksen dalam setiap pemotretan.
Acara yang berlangsung dari pukul 15.00 Wita ini juga diisi dengan hiburan band akustik, DJ performance, dan tattoo performance. (*)


Komentar