Sate klatak mendadak jadi populer kembali saat Rangga dan Cinta di Ada Apa dengan Cinta 2 (2016) menikmati sepiring sate khas Yogyakarta ini.
Namun sebenarnya sate klatak bukan baru terkenal beberapa belakangan ini. Sebelum dikenal di AADC, sate klatak sudah duluan jadi kuliner yang dicari di kota tersebut selain gudeg.
Sate klatak adalah jenis sate yang berbeda dengan jenis sate lainnya. Jika sate lainnya ditusuk dengan tusuk sate dari bambu, namun sate klatak ini ditusuk dengan jeruji sepeda. Sate ini dibuat dengan daging kambing.
Pilihan Redaksi
|
Ia bersama kedua kawannya, Ilham Pinastiko dan Raditya Ardianto, membidani lahirnya kuliner sate klatak dengan nama Sate Klatak Mas Tanto.
"Sebelum film itu, sate klatak juga sudah ada di Bandung," canda Dimas dalam sebuah konferensi pers di Jakarta pada Selasa (7/3).
Dimas bercerita saat jalan-jalan di Yogyakarta, ia mencicipi sate klatak dan langsung jatuh cinta pada kuliner khas Yogyakarta ini. Ia pun mulai berpikir untuk membuat sate klatak di Bandung. Bandung, menurut Dimas, adalah kota yang potensial untuk pemasaran kuliner baru.
Dia mengklaim sate klatak ini berbeda dengan sate klatak di Yogyakarta. Sate ini tetap ditusuk dengan jeruji besi, namun bumbu yang digunakannya berbeda.
Perbedaan lainnya, sate klatak Mas Tarno ini diolah menggunakan daging sapi atau daging kambing. Selain itu, sate klatak buatan Dimas diolah dengan menggunakan bumbu sasak.
Bumbu sasak adalah bumbu ala Lombok dengan bahan dasar seperti cabai rawit merah, bawang merah, bawang putih, dan kelapa parut.
"Bisa dibayangkan kelapa bertemu dengan bumbu lain, dibakar maka akan tercipta rasa gurih yang khas," ujar Dimas.
Sebelum ditusuk dengan jeruji, daging untuk sate ini dimarinasi terlebih dulu. Marinasi atau perendaman dalam bumbu ini dilakukan selama tiga jam.
Agar lebih empuk, sebelum ditusuk dan dibakar, daging sate diremas-remas terlebih dulu. Untuk memperkuat cita rasa bakar, jenis arang yang dipilih adalah jenis anglo arang.
Seporsi sate klatak ini dibanderol dengan harga Rp35 ribu per porsi. Satu porsi berisi tiga tusuk sate lengkap dengan kuah kari. Kuah kari disajikan lebih encer daripada kuah kari pada umumnya.
Kreasi Dimas dan kawan-kawan untuk mengombinasikan Yogyakarta dengan Lombok cukup diapresiasi. Usaha sate klataknya pun disambut para penikmat kuliner Bandung.
Namun hal ini nyatanya tak membuat Dimas dan kawannya lantas berpuas diri. Mereka menyadari bahwa kreativitas sangat dibutuhkan di dunia kuliner.
Dimas mengatakan, nantinya akan membuat berbagai variasi bumbu dari daerah lain di Indonesia.
"Mungkin ada bumbu colo-colo dari Papua atau bumbu rendang dari Sumatera," katanya.
Dimas berharap nantinya ia akan memiliki area di mana kuliner-kuliner Indonesia dapat dijajakan di sana, tidak hanya sate. Ia ingin orang yang datang ke tempatnya bisa menikmati kuliner dari daerah asalnya.
"Orang ke tempat saya bisa melepas rindu akan makanan Indonesia," tandasnya.
Komentar
Posting Komentar